Polisi Temukan Narkoba di Kampus Unas Jakarta

Pihak kampus juga mengaku terima laporan soal praktik prostitusi di lingkungan kampus.

 Unas Jakarta
CB Magazine -- Polisi menemukan narkoba di lingkungan Universitas Nasional (Unas) Jakarta Kamis (14/8/2014) . Usai menemukan paket ganja kering siap edar di ruang senat mahasiswa, polisi menggeledah beberapa ruangan sekretariat Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM).

Sekitar pukul 01.30 WIB dinihari, polisi menggeledah ruang sekretariat UKM di sebelah barat gedung kampus tersebut. Ruangan sekretariat UKM yang terkunci rapat dibongkar paksa oleh petugas dengan menggunakan pahat dan palu untuk melepas engsel jendela ruangan.

Ruang UKM yang digeledah antara lain Sekretariat UKM Basket Ball Club, Biologi, Fotograri, Sastra, FTKI, dan Fikes.

Usai membobol pintu dan jendela, beberapa anggota memasuki ruangan dan menggeledah seluruh sudut ruangan. Namun, perkiraan adanya penyimpanan narkoba pada ruangan yang berada pada sebelah barat kampus itu tak ditemukan.

Polisi pun melanjutkan penyisiran ke ruang UKM Musik yang berada di lantai basement kampus Unas, area pelataran parkir dan taman kampus Unas yang berada pada bagian depan gedung.

Wakil Rektor Kemahasiswaan dan Akademik Universitas Nasional (Unas), Iskandar, mengaku pihaknya sudah lama mendengar adanya perdagangan narkoba di lingkungan kampusnya. Namun, baru kali ini pihak Unas baru dapat menelusuri tempat 'persembunyian' narkoba itu setelah melibatkan polisi.

"Sebenarnya berbagai upaya sudah kami lakukan, namun tidak berhasil karena sulit menjangkau hingga bagian terkecil," kata Iskandar saat ditemui di Kampus Unas, Jakarta, Kamis 14 Agustus 2014.

Dalam inspeksi itu ditemukan lima kilogram ganja, sabu, bom molotov, dan senjata tajam. Iskandar mengatakan, untuk memberantas narkoba di kampus Unas, pihaknya mulai memberlakukan jam malam sejak tanggal 16 Juni 2014.

"Kami mulai menertibkan jam operasi buka kampus, yaitu mulai pukul 08.00-22.00 WIB, sementara untuk karyawan mulai pukul 06.00-22.00 WIB. Itu di luar petugas keamanan," kata Iskandar.

Kepada wartawan, bekas Dekan Fakultas Teknik Komunikasi dan Informasi (FTKI) mengaku sudah melakukan sosialisasi dalam bentuk spanduk dan surat selembaran yang dikirim ke lembaga.

Bukan hanya itu, Iskandar juga menegaskan bahwa jam malam harus diterapkan untuk menghindari hal yang tak diinginkan. Dia menilai, kondisi Unas tak pelaknya seperti pasar malam dan kehidupan malam.

"Kami mendapatkan informasi dari sumber, (bahwa ada) perdagangan narkoba bahkan prostitusi," kata dia.

Tolak Jam Malam
Mahasiswa Unas yang tergabung dalam organisasi Senat dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) merasa keberatan dengan adanya kebijakan jam malam. Keberatan itu bukan tanpa alasan.

"Jam malam mempersempit ruang gerak kami, terutama yang tergabung dalam kelembagaan. Karena ada masanya ketika kami harus menginap untuk melaksanakan program kerja," ujar salah satu mahasiswa Unas yang enggan disebutkan namanya itu.

Mahasiswa yang juga tergabung dalam sebuah kelembagaan di Unas itu mengaku bahwa organisasinya tidak menerima sosialiasi secara khusus dari pihak Unas. Surat lembaran itu diakuinya memang sampai, namun tidak sesuai prosedur administrasi pada umumnya.

"Tidak ada bukti tanda terima seperti permintaan tanda tangan bahwa kami memang telah menerima surat tersebut," tambah mahasiswa itu.

Laporan Prostitusi di Kampus
Adanya perdagangan narkoba di lingkungan Universitas Nasional, Pasar Minggu, Jakarta Selatan telah didengar Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Iskandar sejak lama. Bahkan dia juga mengaku terima laporan soal praktik prostitusi di lingkungan kampus.

"(Kampus ini) seperti pasar malam, seperti pusat kehidupan malam. Kami mendapatkan informasi dari sumber, bukan hanya penggunaan dan penyebaran narkoba, bahkan di dalamnya ada prostitusi," kata Iskandar dalam konferensi pers di Unas, Jakarta, Kamis 14 Agustus 2014.

Kepala Pusat Bantuan Hukum Universitas Nasional, Ali Asgar, menjelaskan pihaknya mendapatkan informasi mengenai adanya dugaan kegiatan prostitusi dari warga di sekitar Unas. Warga yang melaporkan hal tersebut, kata Ali kerap melihat wanita datang ke lingkungan pada malam hari.

"Warga katanya sering melihat wanita datang sekitar pukul 22.00 WIB dan diam di dalam mobil dalam waktu lama. Warga melihat kalau mereka adalah Wanita Tuna Susila (WTS)," kata Ali.

Namun saat ditanyakan apakah WTS tersebut mahasiswi Unas atau tidak, Ali tidak dapat meyakini pasti. Meskipun ada sekuriti, namun jumlahnya terbatas dan tidak dapat memantau.

"Pandangan di malam hari juga tidak terlalu jelas. Informasi yang didapatkan wanita itu berada di depan Unas hingga pukul 04.00 WIB," ucapnya.

Sekitar tiga minggu yang lalu, ada beberapa wanita yang datang ke Unas dan mengaku mencari temannya. Saat didekatkan satpam, ternyata mereka adalah WTS.

"Akan tetapi saya tegaskan tidak ada kegiatan prostitusi. Itu hanyalah kacamata masyarakat saja," kata Ali. (detik/viva/okezone).*

No comments:

Write a Comment


Top