Mabes Polri Beberkan Fakta & Kronologi Serangan terhadap Muslim Tolikara Papua

Serangan terhadap Muslim Tolikara Papua
CB Magazine -- Mabes Polri memeberkan fakta dan kronologi serangan massa Kristen kelompok Gereja Injil Di Indonesia (GIDI) terhadap kaum Muslim Tolikara Papua yang tengah melaksanakan Shalat Idul Fitri 1 Syawal 1436 H Jumat 17 Juli 2015.

Paparan Mabes Polri ini bisa menjadi pegangan untuk memahami duduk perkara dan kejadian yang sebenarnya. 

Penjelasan Polri tentang Tragedi Tolikara ini dipublikasikan di Page Facebook Resmi Divisi Humas Pori dengan judul "KRONOLOGIS KASUS TOLIKARA SETURUT VIDEO CONFERENCE KAPOLRI" Kamis 23 Juli 2015.

Berikut ini Fakta dan Kronologi Kasus Tolikara sebagaimana dipublikasikan Divisi Humas Polri dengan koreksi kata "muhsola" menjadi "masjid" --karena faktanya memang masjid, yakni Masjid Baitul Muttaqin:

Kamis, 23 Juli 2015 bertempat di ruang rapat Tribrata Mabes Polri pukul 08.00 WIB tadi telah berlangsung Video Conference yang dipimpin oleh Kapolri Jenderal Badrodin Haiti. Beliau menyampaikan kronologis sebenarnya peristiwa Tolikara:

Tolikara sedang berlangsung Seminar & KKR pemuda GIDI tgl 13-19 Juli 2015. Dalam proposal tertulis 22-27 Juli 2015. Ternyata pelaksanaannya tanggal 13-19 Juli dan dtutup tanggal 20 Juli 2015. 

Di antara tanggal tersebut ada tanggal 17 Juli yang bertepatan Idul Fitri. Badan pekerja GIDI Tolikara mengeluarkan surat yang berisi:

1) Larangan umat Muslim melaksanakan shalat ied di Tolikara. Shalat boleh di luar Tolikara.
2) Melarang umat muslim untuk menggunakan jilbab.


Pada tanggal 13 kapolres mendapat surat tersebut dan memverifikasi surat tersebut dan Presiden GIDI mengatakan surat tersebut tidak resmi karena tidak di ACC ketua GIDI. 

Kapolres mengkomunikasikan agar shalat ied bisa dilaksanakan di Tolikara, Bupati juga akan koordinasi dengan panitia GIDI agar surat dicabut. 

Karena penjelasan itu kapolres bertemu tokoh masyarakat, dan ada hasil silahkan shalat ied di halaman Koramil. TNI dan Polri akan siap melakukan pengamanan.

Namun saat shalat ied dqatanglah para pemuda GIDI dan memaksa untuk shalat dibubarkan. Kapolres dan tokoh masyarakat bernegosiasi, agar shalat boleh terlaksana sampai jam 8. 

Massa tetap tidak mau, kemudian terjadi pelemparan (posisi shalat sedikit di bawah sehingga mudah jadi sasaran lempar) namun massa tidak dapat mendekati karena ada pagar berduri. 

Ada tembakan peringatan ke atas, tetapi massa tidak menggubris akhirnya aparat melepaskan tembakan hingga 12 orang luka kemudian mereka membubarkan diri. 

Saat bubar, ada oknum yang membakar kios hingga merembet ke mushola (masjid). Jumlah kios yang terbakar berjumlah 70 unit serta 2 mobil terbakar. Api membesar karena ada kios juga yang menjual bensin serta tidak adanya pemadam kebakaran di sana. Saat ini amanat langsung dari presiden untuk bangun kembali kios serta mushola (masjid) di Tolikara.

Kasus ini telah selesai, sudah ada pengamanan di lokasi, sudah ada penegakan hukum oleh kepolisian. Oleh karena itu dihimbau kepad masyarakat agar menanggapi kejadian ini dengan kepala dingin agar tidak terpancing isu-isu provokatif apalagi amarah dan balas dendam. Mari bersama menjaga kerukunan antar umat beragama NKRI.

Penjelasan Divisi Humas Polri di atas sangat jelas duduk perkaran serangan kelompok Kristen GIDI terhadap warga Muslim Tolikara Papua ini, mulai adanya larangan shalat idul fitri, massa GIDI yang memaksa jamaah shalat id dibubarkan, tembakan polisi, hingga pembakaran masjid. (http://cb-magazine.blogspot.com).*

No comments:

Write a Comment


Top